PERUSAHAAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN
A. LATAR BELAKANG INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
1. Kegiatan Perekonomian
Dalam suatu masyarakat yang primitif orang harus memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak tergantung pada yang lain. Untuk mendapatkan makanan, mereka dapat berburu binatang atau bertani/bercocok tanam di daerah-daerah yang dianggap subur. Jadi, penghidupan ekonominya masih berupa rumah tangga tertutup; belum terjadi pertukaran. Setelah meninggalkan cara hidup yang berpindah-pindah, mereka mulai melakukan cara hidup yang lebih baik. Kegiatan perdagangan pun mulai dilakukan setelah masing-masing keluarga merasa kelebihan barang atau peralatan yang dibutuhkan, sehingga dapat ditukarkan dengan barang atau jasa lain dari tetangganya. Jadi, sistem perekonomian yang ada masih dilakukan secara barter. Suatu rumah tangga atau keluarga hanya membatasi diri terhadap produksi beberapa jenis barang saja. Bentuk pengkhususan semacam ini disebut spesialisasi (penyebaran secara horizontal). Semakin banyak jumlah kebutuhan, semakin melebarlah spesialisasi tersebut. Majunya suatu masyarakat membawa akibat yang lebih kompleks dalam perekonomian. Pertukaran barang tidak dilakukan secara barter, tetapi sudah menggunakan alat pembayaran berupa uang, sehingga orang-orang dapat memperoleh semua kebutuhannya dengan uang tersebut. Selain spesialisasi, pertukaran dapat pula ditimbulkan oleh adanya diferensiasi, yaitu dari bahan dasar yang sama terjadi berbagai jenis produk. Di samping proses penyebaran (dispersi), terdapat pula proses penyatuan (konsentrasi) di mana masing-masing kegiatan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan. Apabila konsentrasi itu dilakukan secara horizontal dimana perusahaan tidak hanya membuat satu macam produk saja, tetapi sudah menghasilkan beberapa macam produk disebut paralelisasi. Namun, apabila beberapa tingkat rangkaian pengerjaan suatu barang yang sebelumnya dikerjakan (disatukan) dalam satu perusahaan disebut integrasi (penyatuan secara vertikal). Pada masyarakat yang sudah maju, barang-barang dan jasa mudah didapat, baik untuk keperluan konsumsi maupun industri. Untuk menghasilkan barang dan jasa semacam ini peranan perusahaan sangat penting. Menurut asalnya, berbagai macam barang kebutuhan dapat diperoleh secara bebas tanpa memerlukan suatu usaha, seperti sinar matahari untuk penerangan, air hujan untuk penyubur tanaman, dan sebagainya. Barang-barang seperti ini disebut barang bebas (free goods). Barang-barang yang bisa diperoleh dengan melalui suatu proses kegiatan (ekonomi) dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu barang konsumsi (consumer goods) dan barang industri (industrial goods). Selain itu kedua kelompok barang tersebut dapat dibagi lagi menjadi barang tahan lama (durable goods) dan barang tidak tahan lama (undurable goods).
2. Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian yang dipakai oleh setiap negara adalah berbeda-beda. Ada empat bentuk sistem perekonomian di dunia, yaitu :
- Kapitalisme, merupakan suatu falsafah ekonomi, dan bukannya bentuk suatu pemerintahan. Dari sistem kapitalisme ini, seseorang bebas untuk memiliki kekayaan, memiliki perusahaan, bersaing secara bebas dalam pasar, dan menentukan miliknya. Dalam hubungannya dengan pasar, seseorang bebas memilih dan membuat barang dan jasa yang diinginkan. Kebebasan semacam ini disebut leissez faire. Sesuai dengan sistem berusaha yang bebas, para wiraswasta menyediakan uang dan mengorganisir suatu perusahaan. Mereka bebas bertindak sejauh uang yang mereka miliki dan merupakan penggerak utama dari kegiatan ekonomi kapitalis. Menurut Adam Smith, ada sebuah tangan yang tidak kentara dalam persaingan (invisible hand of competition). Ini berarti bahwa banyak individu yang memasuki dunia usaha, tetapi karena perusahaan dapat berhasil dalam persaingan dengan yang lain, secara relatif dapat dikatakan bahwa yang kalah adalah kurang efisien. Keluarnya dari persaingan (karena kalah) ini disebut tangan tidak kentara.
- Sosialisme, dapat dikatakan sebagai suatu sistem perekonomian dan juga merupakan bentuk pemerintahan. Seseorang secara relatif bebas untuk memilih tempat yang diinginkan, tetapi pemerintah ikut campur tangan dengan berusaha menyesuaikan kebutuhan individu-individu kepada kebutuhan masyarakat. Dalam pemerintahan sosialis, jika perusahaan dianggap penting utnuk mendukung perekonomian bangsa dan kebutuhan dapat dipenuhi dengan lebih efisien, maka pemerintah dapat ikut ambil bagian atau memasuki duia industri dengan bertindak sebagai pemilik.
- Fasisme, merupakan suatu sistem perekonomian dan bentuk pemerintahan (biasanya diktator). Dalam fasisme, juga disebut negeri usaha, pemerintahan memiliki semua industri. Dalam hal ini orang bebas memilih tempat yang diinginkan atas persetujuan pemerintah.
- Komunisme, merupakan sistem perekonomian dan suatu bentuk pemerintahan juga. Dalam komunisme tidak terdapat kekayaan pribadi atau mungkin hanya sedikit dan tidak terdapat motif keuntungan. Pekerjaan ditentukan oleh negara, dan setiap orang bekerja untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah menentukan siapa yang boleh memproduksi barang dan jasa, dan macam barang atau jasa apa saja yang harus dibuat, juga banyaknya, untuk siapa, dan menggunakan alat apa. Seperti pada fasisme, kebebasan politik diawasi secara ketat.
3. Sistem Perekonomian Pancasila
Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan yang mutlak baik dari pemerintah maupun para ilmuwan tentang sistem perekonomian Pancasila tersebut. Gambaran umum tentang karateristik sistem perekonomian Pancasila menurut ilmuwan dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada adalah sebagai berikut :
- Roda perekonomian digerakkan dengan rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
- Adanya keinginan yang kuat dari seluruh masyarakat untuk memperoleh kemerataan sosial (egalitarian) yang sesuai dengan azas-azas kemanusiaan.
- Kebijakan ekonomi diprioritaskan untuk menciptakan perekonomian nasional yang tangguh.
- Unit usaha berbentuk koperasi dipandang sebagai soko guru perekonomian dan merupakan bentuk paling konkrit dari suatu usaha bersama.
- Adanya keselarasan serta perimbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi.
Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa sistem perekonomian Pancasila itu merupakan sistem perekonomian yang didasarkan pada Pancasila. Dengan kata lain, kelima sila dalam Pancasila itu dijadikan dasar pertimbangan dan pemikiran dalam perencanaan serta pelaksanaan kegiatan ekonomi.
4. Pengertian Industri dan Bisnis
Perusahaan dapat bertindak sebagai perantara antara sumber faktor produksi dan konsumen; meliputi sarana, organisasi dan lembaga-lembaga yang secara langsung ataupun tidak langsung berhubungan dengan produksi dan distribusi barang serta jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam arti luas, dunia usaha ini terdiri atas tiga bagian yaitu, tempat kerja untuk menjalankan kegiatan yang produktif, perusahaan, dan industri. Istilah industri biasanya menimbulkan gambaran adanya pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin-mesin atau yang lainnya dan dilayani karyawan dengan kecakapan tertentu. Pengertian industri sering dihubungkan dengan adanya mekanisasi, teknologi dan hal-hal lain yang datang dari negara yang lebih maju. Jadi, sebuah industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama, untuk pasar yang sama pula. Ada yang mengatakan bahwa industri adalah suatu konsep barat, sebagai usaha untuk mengejar keuntungan, prestasi, dan pendapatan yang besar. Usaha-usaha ini akhirnya akan membawa pertumbuhan ekonomi dan kenaikan produk nasional bruto (gross national produk/GNP) negara. Produk nasional bruto merupakan alat statistik yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, didefinisikan sebagai nilai total dari seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam satu tahun di sebuah negara tertentu. Di negara Barat, semua itu dapat dicapai berkat adanya usaha-usaha yang menekankan pada prinsip-prinsip dasar seperti efisiensi, prestasi, pendekatan yang rasional, manajemen, hubungan-hubungan yang formal, dan sebagainya. Dengan demikian keadaan industri menjadi sangat kompleks. Kegiatan bisnis sendiri pada pokoknya meliputi perdagangan (melalui pedagang), pengangkutan (dengan alat-alat transport), penyimpanan (sampai barang terjual), pembelanjaaan (melalui bank atau kreditur) dan pemberian informasi (dengan promosi).
B. PENGERTIAN PERUSAHAAN
Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Dari definisi tersebut didapat lima unsur penting dalam perusahaan :
1. Organisasi, sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan, pada hakekatnya merupakan suatu bentuk yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan untuk menunjukkan bahwa hakekat organisasi itu bukanlah sebuah kumpulan dari sumber-sumber ekonomi semata, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang baik atau usaha mengadakan pembandingan sumber-sumber dan hasil yang terbaik.
2. Produksi, dalam organisasi memungkinkan dilakukannya aktivitas produksi, yaitu semua usaha yang ditujukan untuk menciptakan atau menaikkan faedah (utility). Produksi ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Produksi langsung meliputi produksi primer (ekstraktif) dan produksi sekunder sedangkan produksi tidak langsung memberikan jasa-jasa yang sangat berguna bagi perusahaan. Di sisi lain terdapat juga produksi tersier yang membantu dalam produksi langsung.
3. Menggunakan dan Mengkoordinir Sumber-sumber Ekonomi/Faktor-faktor Produksi, maksudnya kegiatan atau aktivitas ini untuk menjalankan fungsi-fungsi (menggunakan dan mengkoordinir) dan sumber-sumber ekonomi. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain pembelanjaan, pemasaran, kepegawaian (personalia), dan sebagainya. Berbagai fungsi yang ada hanya dapat dilakukan apabila sumber-sumber ekonomi telah tersedia seperti manusia, uang, material dan metode. Sumber-sumber ekonomi juga disebut sebagai faktor-faktor produksi. Istilah untuk sumber ekonomi tersebut adalah 4M (men, money, material dan method).
- Manusia, tidak saja berperan sebagai tenaga kerja (faktor produksi), tetapi juga sebagai konsumen. Masalah etika dan moral sangat penting dalam penggunaan tenaga kerja, juga penawarannya tergantung pada komposisi umur yang produktif sebagai tenaga kerja (16-55 tahun) dan jumlah penduduk.
- Uang, merupakan unsur yang penting untuk menciptakan sejumlah modal. Definisi modal secara luas adalah sejumlah uang atau barang yang dibeli dengan uang tersebut untuk memproduksi barang lain.
- Material, merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif.
- Metode, adalah faktor produksi yang meliputi ide-ide atau inisiatif yang bersifat produktif, pengambilan keputusan, penanggungan risiko yang ada, dan sebagainya. Semua ini ditujukan untuk mengorganisir dan mengkoordinir faktor-faktor lain dengan baik. Orang yang melaksanakan kegiatan ini disebut wiraswasta (entrepreneur).
Semua kegiatan yang ada dalam perusahaan ditujukan untuk membuat barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan mendistribusikannya dengan cepat serta efisien agar memperoleh laba. Laba akan didapat apabila perusahaan membuat barang dan jasa yang sesuai dengan selera masyarakat untuk memuaskan kebutuhannya. Jadi, tugas perusahaan adalah melayani kepentingan masyarakat. Semakin baik pelayanan yang diberikan kepada masyarakat akan semakin besar pula laba yang mungkin diperolehnya.
4. Kebutuhan
Pengertian kebutuhan yang dibahas di sini meliputi kebutuhan akan barang dan jasa. Sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan manusia, melainkan hanya sebagian saja. Sedang sebagian yang lain dipenuhi oleh perusahaan yang lain pula.
5. Cara Yang Menguntungkan
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua aktivitas yang dilakukan haruslah menggunakan cara-cara yang menguntungkan, artinya cara-cara yang ditempuh tersebut harus memperhartikan prinsip-prinsip efisien. Cara yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan belum tentu sama baiknya bagi perusahaan yang lain, karena cara yang ditempuh berbeda-beda. Perbedaannya terletak pada bidang operasi, alat produksi, dan tujuan perusahaan. Untuk tujuan perusahaan sendiri bermacam-macam, ada yang ingin memperoleh keuntungan yang maksimal, menyejahterakan anggotanya atau ingin menyejahterakan masyarakat. Apabila sebuah perusahaan sudah memperoleh keuntungan yang maksimal, maka tujuan lain pun dapat dicapai seperti kelangsungan hidup (survival), pertumbuhan perusahaan (growth) dan prestise. Bagi perusahaan, pengertian laba merupakan kelebihan harga jual barang dan jasa di atas ongkos-ongkos yang dipakai untuk menghasilkannya. Kemungkinan yang lain adalah sebaliknya, perusahaan akan menderita kerugian apabila semua ongkos-ongkos melebihi harga jualnya; atau dapat juga terjadi bahwa perbedaan kedua faktor tersebut sama dengan nol, yang berarti tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian laba berbeda sedikit dengan pengertian yang tertera di atas. Dalam hal ini, laba merupakan jumlah pendapatan dikurangi jumlah ongkos yang terdiri atas upah pekerja, sewa tanah, dan bunga modal. Bunga modal menurut Ilmu Ekonomi adalah bunga dari seluruh modal yang digunakan dalam perusahaan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN IKLIM BISNIS
1. Investasi, adalah penggunaan sumber-sumber untuk menciptakan modal baru. Sejumlah uang seperti itu dapat dibelanjakan untuk peralatan, bangunan, dan persediaan. Uang yang dikeluarkan untuk investasi baru tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian. Pengaruh tersebut lebih besar dibandingkan dengan jumlah rupiah yang dikeluarkan langsung pada investasi. Ini berarti bahwa pengaruh investasi itu berlipat ganda. Adapun istilah pengganda kita sebut sebagai multiplier.
2. Tabungan, jumlah yang diputuskan oleh para pekerja untuk ditabung akan menentukan kuat-lemahnya multiplier tersebut. Semakin banyaknya tabungan berarti semakin sedikit pengeluaran dan semakin lemah multiplier tersebut. Tetapi, tabungan itu juga menjadi sumber untuk investasi modal di masa mendatang. Yang penting di sini adalah adanya keteraturan dan keterpercayaan terhadap tabungan sehingga iklim bisnis itu dapat diramalkan.
3. Pemerintah, dapat berperan sebagai pengelola sistem bisnis. Pemerintah dapat meminjam uang untuk membelanjai kegiatannya. Dapat terjadi bahwa apa yang dipinjam lebih besar dari apa yang diterimanya. Jika ini terjadi, berarti pemerintah mengakui defisit. Pembelanjaan yang defisit ini dapat menjadi masalah atau tidak menjadi masalah, bergantung pada situasinya apakah dapat mendukung terjadinya inflasi. Ada dua kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis yaitu kebijakan fiskal yang digunakan untuk mempengaruhi permintaan dengan meningkatkan pajak (mengurangi permintaan) atau meningkatkan pengeluaran pemerintah (meningkatkan permintaan) dan kebijakan moneter yang berkaitan dengan pengelolaan supply uang untuk meningkatkan atau menurunkan permintaan.
D. PROBLEMA BISNIS YANG DIHADAPI SAAT INI
Tiga persoalan yang selalu mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyakarat karena dapat mempengaruhi setiap konsumen dalam suatu sistem bisnis adalah sebagai berikut :
1. Inflasi, adalah suatu kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian. Para ekonom merasakan bahwa inflasi itu merupakan suatu proses yang membatasi sendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidak-seimbangan sementara antara permintaan dengan penawaran barang dan jasa. Jika permintaan turun atau penawaran meningkat, seharusnya tingkat inflasi lebih rendah.
2. Produktivitas, adalah keluaran barang dan jasa per unit tenaga kerja. Untuk meningkatkan produktivitas, orang tidak cukup hanya dengan bekerja keras, tetapi juga memerlukan peralatan dan metode kerja yang lebih baik. Di samping itu juga diperlukan peningkatan investasi, riset dan pengembangan, dan teknik-teknik manajemen yang lebih maju.
3. Pengangguran, tingkat pengangguran di Indonesia tidak dapat ditentukan secara tepat karena sulitnya mendapatkan data yang akurat. Bersamaan dengan resesi yang terjadi, banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Pada umumnya pemutusan hubungan kerja ini terjadi karena perusahaan tidak mampu lagi membayar mereka sebagai akibatnya turunnya penghasilan (dari penjualan) secara drastis. Namun tidak menutup kemungkinan, jika perekonomian membaik maka akan berpengaruh juga pada kondisi perusahaan dan pemutusan hubungan kerja tidak akan terjadi lagi.
REFERENSI :
Buku PENGANTAR BISNIS MODERN
Edisi ketiga
Disusun oleh :
DR. BASU SWASTHA DH., SE., MBA
IBNU SUKOTJO W, SE
Penerbit : LIBERTY, YOGYAKARTA
Nama : Eka Rohmawati
NPM : 22210293
Nama : Eka Rohmawati
NPM : 22210293
Tidak ada komentar:
Posting Komentar