Nama
: Eka Rohmawati
Kelas
: 3EB17
NPM
: 22210293
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence). Hubungan antara premis
dan konklusi disebut konsekuensi.
1.Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah
bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika
dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
2.Metode
deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status sosial.
Disini, kita akan membahas penalaran deduktif, dimana penjelasannya sebagai berikut :
Definisi Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir
dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif.
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan
kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan
disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan
disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi,
yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan
disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh :
My : Semua mahasiswa
adalah lulusan SLTA
Mn : Saya adalah
mahasiswa
K : Saya
lulusan SLTA
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada
makanan, manusia akan kelaparan.
Mn : Makanan tidak
ada.
K : Jadi, Manusia
akan Kelaparan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Kakak saya
berada di Bandung atau Jakarta.
Mn : Kakak saya
berada di Bandung.
K : Jadi, Kakak
saya tidak berada di Jakarta.
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh :
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara
itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Sumber
referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar